Aku menatapnya lurus-lurus, bertanya dalam hati, mengapa dia butuh waktu lama untuk mencerna isi tulisan yang aku berikan kepadanya. Apakah mungkin bahasaku terlalu sulit dipahami, ataukah permintaanku terlalu sulit untuk dipenuhi.
Aku tak lagi menatap wajahnya, kini pandanganku beralih ke lengannya yang berhiaskan bilur-bilur biru. Kemudian perlahan aku kembali menatap wajahnya, yang juga ternyata berhiaskan hal yang sama seperti lengannya, meski jauh lebih sedikit.
Karina menyadari sapuan tatapanku dan kemudian berusaha menutupi hal-hal yang menurutnya bukan urusanku, meski dapat kukatakan usahanya sangat sia-sia mengingat jenis pakaian yang ia pakai hari ini.