Harini gw denger, ada yang bilang kenapa bukan pejuang wanita
seperti Tjut Nyak Dhien atau Martha Tiahahu atau Dewi Sartika dll yang tanggal lahirnya dijadiin Hari Besar Nasional.
Dengan alasan bahwa RA Kartini tidak pernah mengangkat senjata melawan
penjajah, dan lagi perjuangannya hanya di wilayah Jepara dan Rembang saja. Belum
lagi, kenyataan bahwa Kartini adalah istri keempat dari bupati Rembang pada
masa itu, seolah menunjukkan bahwa sosok Kartini adalah sosok yang pro-poligami
sehingga berlawanan dengan pemikiran kaum feminis.
Kalo menurut gw, sederhana aja,
jenis perjuangan yang dilakukan Kartini pada masanya berbeda dengan jenis
perjuangan yang lainnya. Sementara yang lain memperjuangkan kemerdekaan tanah
lahir mereka dari penjajah, Kartini memperjuangkan mimpinya akan kebebasan
wanita untuk menuntut ilmu, untuk belajar, yang intinya, Beliau ingin wanita
Jawa lebih maju.