Monday, April 21, 2014

Ngerayain Hari Kartini Gak?

Harini gw denger, ada yang bilang kenapa bukan pejuang wanita seperti Tjut Nyak Dhien atau Martha Tiahahu atau Dewi Sartika dll yang tanggal lahirnya dijadiin Hari Besar Nasional. Dengan alasan bahwa RA Kartini tidak pernah mengangkat senjata melawan penjajah, dan lagi perjuangannya hanya di wilayah Jepara dan Rembang saja. Belum lagi, kenyataan bahwa Kartini adalah istri keempat dari bupati Rembang pada masa itu, seolah menunjukkan bahwa sosok Kartini adalah sosok yang pro-poligami sehingga berlawanan dengan pemikiran kaum feminis.

Kalo menurut gw, sederhana aja, jenis perjuangan yang dilakukan Kartini pada masanya berbeda dengan jenis perjuangan yang lainnya. Sementara yang lain memperjuangkan kemerdekaan tanah lahir mereka dari penjajah, Kartini memperjuangkan mimpinya akan kebebasan wanita untuk menuntut ilmu, untuk belajar, yang intinya, Beliau ingin wanita Jawa lebih maju.


Kalo soal poligami, gw rasa pada masa itu, pernikahan antar keluarga ningrat tidak dapat dihindari. Adat istiadat yang kental membuat banyak anak perempuan jaman dahulu tidak memiliki banyak pilihan dalam menentukan pasangan hidup mereka. Begitupula dengan apa yang terjadi dengan Kartini. Pernikahannya dengan bupati Rembang adalah keinginan ayahnya.

Nah, karena jenis perjuangan yang berbeda itulah yang menjadikan tanggal lahir Kartini dijadikan Hari Besar Nasional. Sementara, pejuang wanita yang lain, tanpa mengurangi jasa kepahlawanan yang sudah mereka berikan kepada Bangsa Indonesia, digabungkan ke tanggal 10 November, Hari Pahlawan.

Jadi tanggal 21 April kita merayakan hari Kartini, yang melambangkan kebangkitan Wanita Indonesia. Kemudian, tanggal 10 November kita merayakan Hari Pahlawan, yang melambangkan perjuangan para pahlawan untuk merebut kemerdekaan bagi Indonesia.


Ada sebagian dari kita merasa, bahwa kita telah mengecilkan perjuangan para pejuang Wanita Indonesia dengan memperingati Hari Kartini. Tapi, coba pikir2 lagi.. apa dengan tidak memperingati hari Kartini, kita jadi mengecilkan arti perjuangan RA Kartini?

No comments:

Post a Comment