Tuesday, June 10, 2014

Masih mau GOLPUT ataauuu...

Pemilu legislatif kemaren adalah pemilu pertama gw lagi, setelah pemilu tahun 1999 gw milih Partai Keadilan. Pemilu 1999 gw ikutan pas banget baru dapet KTP, pas banget banyak partai2 baru bermunculan.

Pertama2 gw mau ceritain kenapa dulu gw milih Partai Keadilan:
1. Tante gw orang Partai Keadilan,
2. Gw berharep ni partai beda dari yang laennya, lebih bersih. Karena gw anggep isinya orang2 yang kuat imannya.

Namun, gw kecewa. Ternyata kehadiran partai itu gak bawa perubahan yang meyakinkan buat Indonesia dimata gw. Makanya, gw mutusin untuk golput di pemilu2 berikutnya. Karena, setiap kali kampanye: manis, kenyataan setelah menjabat: pahit. Tambah lagi, gw kenalan sama SPI (Sistem Pemerintahan Islam) di tahun 2002, gw makin jauh dari sistem yang ada sekarang. Gw begitu percaya, bahwa cuma sebuah gerakan revolusi -seperti keruntuhan rezim Soeharto di 1998- yang mampu menyadarkan Indonesia, dan membawa Indonesia menuju perubahan yang baik. Dan gerakan revolusi yang gw maksud ialah, perubahan sistem pemerintahan ke sistem pemerintahan Islam.


Oh, iya! Gw adalah fans sistem pemerintahan Islam. Sebuah sistem yang bersih, preventif, dan bertoleransi tinggi. Sistem pemerintahan yang bersih dimata gw itu yaa.. yang bebas korupsi, bebas privatisasi, jujur, amanah, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dan mementingkan kepentingan rakyat.

Tapi yang namanya manusia ya, sebagus apapun sistemnya, pasti ada aja yang nyeleneh, ada oknum. Namun, SPI itu preventif. Penegakan hukumnya mampu membuat efek jera buat semua orang. Hukum potong tangan, rajam, cambuk, dan lain2 yang katanya melanggar HAM itu dilakukan dengan landasan yang sangat kuat, tidak seenaknya, tidak terjadi seperti yang sudah2. Sebagai contoh, gw ambil hukum potong tangan bagi pencuri.

Penyidik  :   “Kenapa anda mencuri?”
Pencuri    :   “Saya mencuri karena tidak punya uang, tidak punya pekerjaan”

Sampe dialog ini, jelas kesalahan tidak sepenuhnya ada pada pencuri. Ternyata dia terpaksa mencuri karena tidak punya pekerjaan. Maka, dia tidak boleh dipotogn tangannya, meski tetap dia akan dihukum karena mencuri yang bukan miliknya.

Dalam SPI, Negara wajib hukumnya menjamin tiap2 warganya memiliki pekerjaan yang layak demi menghidupi keluarganya.

Penyidik  :   “Kenapa anda tidak mencari pekerjaan, sementara pemerintah sudah memberikan lapangan pekerjaan yang banyak?”
Pencuri    :   “Saya sudah mencari kesana kemari, namun tidak ada yang mau mempekerjakan saya karena saya tidak berpendidikan”

Sampe dialog ini, jelas kembali kesalahan dia tidak dapat mencari pekerjaan bukan salah dia sepenuhnya. Ternyata, dia sulit dapat kerja karena dia tidak/kurang berpendidikan. Maka, dia tidak boleh dipotong tangannya, meski tetap dia akan dihukum karena mencuri yang bukan miliknya.

Dalam SPI, Negara wajib menjamin tiap2 warga negaranya untuk menuntut ilmu, mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga menjadi SDM2 yang terdidik.

Penyidik  :   “Kenapa anda tidak sekolah? Sementara pemerintah sudah menyediakan fasilitas sekolah murah, bahkan gratis kepada setiap warganya?”
Pencuri    :   “….” (tidak dapat menjawab)

Sampe dialog ini, jelas sekali alasan mencuri datang dari diri dia sendiri. Karena kemalasannya menuntut ilmu, sehingga dia tidak dapat pekerjaan, dan mengakibatkan dia tidak punya uang sehingga harus mencuri. Maka, dia bisa terkena hukuman potong tangan.

Weits, tenang..! santai..! tentunya bukan cuma begitu doang, mesti ada rangkaian tes psikologis, dll. Intinya adalah, hukuman yang diberikan itu tidak sembarangan. Semua ada dasarnya, dan semua tidak bisa lepas dari tanggung jawab pemerintahan itu sendiri. Itulah SPI, preventif. Mencegah warganya untuk menjadi manusia yang tidak baik. Dan sekaligus mampu memberikan efek jera kepada orang2 yang berniat akan melakukan tindakan yang tidak baik.

Lantas kemudian, SPI ini toleransinya tinggi. Negara menjamin SEMUA warganya meskipun dia bukan Islam. Kenapa, karena ada ayat dalam al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang kamumnya untuk memusuhi orang kafir (non-Islam), apabila:
1.    Ia termasuk golongan kafir dzimmi (yaitu orang kafir yang membayar pajak kepada Negara). Tercantum dalam QS. At Taubah: 29, dan hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa’I, “Barangsiapa membunuh orang kafir dzimmi, maka ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empatpuluh tahun”.
2.  Ia termasuk golongan kafir mu’ahad (yaitu orang kafir yang memiliki kesepakatan dengan Negara). Tercantum dalam HR Bukhari: 3166.
3.   Ia termasuk golongan kafir musta’man (yaitu orang kafir yang mendapat jaminan dari kaum muslimin). Tercantum dalam QS. At Taubah: 6.

Okeh.. itu semua adalah pandangan gw dan alasan kenapa gw memilih SPI (Sistem Pemerintahan Islam). Yang gw pegang terus selama 12 tahun, sampe akhirnya gw mengenal nama2 seperti: JOKOWI, AHOK, GANJAR PRANOWO, ANIES BASWEDAN, IBU RISMA, dan RIDWAN KAMIL. Nama2 yang membuat gw percaya bahwa masih ada orang2 yang kompeten, jujur, dan amanah, untuk membawa Indonesia kearah yang jauh lebih baik lagi, membawa masyarakat Indonesia menuju kesejahteraan yang diimpi2kan. Orang2 seperti mereka itu adalah orang2 yang terbukti membawa banyak perubahan positif bagi dunia politik Indonesia. Dan yang lebih penting, mereka membawa perubahan yang nyata bagi masyarakan Indonesia.

Orang2 seperti mereka2 inilah yang pada akhirnya mengangkat lagi harapan gw akan sebuah Negara yang sejahtera, Negara yang bersih, preventif, dan toleran. Dan untuk membangun itu semua, tidak diperlukan sebuah revolusi besar2an, cukup dengan dukungan sepenuh hati kepada mereka yang berjuang dijalan yang benar.

Orang2 seperti mereka2 inilah yang pada akhirnya menyadarkan gw akan kebodohan gw selama ini. Kebodohan gw yang menantikan sebuah sistem pemerintahan yang baik dengan tidak mempedulikan keadaan Negara. Dengan tidak memilih calon legislatif yang tepat, tidak memilih pemimpin yang tepat, tidak memilih para pembuat kebijakan yang tepat, alias GOLPUT, secara langsung, gw udah ngebiarin orang2 yang berkepentingan buruk, koruptor, orang2 jahat, memasuki posisi2 strategis untuk memperkaya diri mereka, membela kepentingan golongan mereka, dan yang paling parah, meninggalkan masyarakat Indonesia dalam keterpurukan.

Secara nggak langsung, gw udah dzalim sama diri gw sendiri sebagai warga Negara, dzalim sama Negara gw, dan dzalim sama masyarakat Indonesia. Karena menjadi bagian dari golongan yang berdiam diri terhadap kejahatan yang terjadi di Negara ini.

Masih kah gw sebagai fans SPI? Fans-nya Khilafah? Iya, masih! Dan gw yakin kita semua sedang menuju kesana. Lewat tangan orang2 baik seperti mereka, akan lahir sebuah Negara, sebuah pemerintahan yang BERSIH, PREVENTIF, dan TOLERAN. Lewat tangan orang2 baik seperti mereka yang berjuang di jalan yang benar demi umat manusia, khususnya masyarakat Indonesia.

Dan kali ini, gw gak cuma akan jadi fans doang. Gw akan jadi bagian dari perjuangan melawan kejahatan. Caranya? Dengan memastikan pilihan gw sendiri dalam pemilihan umum. Demi menentukan siapa2 orang2 yang harus menjadi wakil rakyat, orang2 yang harus menjadi pemimpin, orang2 yang akan membuat keputusan, dan mengarahkan laju Negara ini. Dan gw akan ikut mengawasi, dan tidak berdiam diri ketika melihat kejahatan berlangsung di negeri ini.


Menjadi bagian dari perubahan adalah pilihan gw. Apa pilihan lo?

No comments:

Post a Comment