Thursday, July 25, 2013

Mau Jakarta Bebas Macet?

Kena macet di Jakarta itu bukan hal yang aneh lagi. Bisa dibilang, bukan Jakarta namanya kalo gak macet. Setiap hari, hampir semua pengguna jalanan di Jakarta mengeluhkan kemacetan yang harus dihadapi.
Kemacetan lebih banyak terjadi akibat penyempitan ruas jalan, yang tadinya 4 jalur kemudian menjadi 2 jalur, yang tadinya 2 jalur menjadi 1 jalur. Penyempitan ini menyebabkan efek leher botol. Biasanya orang2 banyak menyalahkan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan jumlah jalanan yang sudah ada. Yang pada akhirnya mendesak pemerintah pusat maupun daerah untuk terus melakukan pengembangan, seperti membangun jalur2 baru dalam bentuk flyover maupun underpass, menyiapkan alat transportasi masal yang layak, dan juga membuat peraturan2 seperti 3 in 1, ganjil genap (yang entah kapan realisasinya) dll.
Akan tetapi, untuk membangun sarana dan prasarana yang dapat mengurangi kemacetan ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama yang berhubungan dengan konstruksi seperti underpass, flyover, monorail, subway, dll. Pembangunan ini, selain memakan waktu, juga menciptakan titik kemacetan yang baru. Seolah seperti memakan buah simalakama, dan pemerintah pun hanya bisa meminta masyarakat untuk bersabar demi hari esok yang lebih baik.
Namun, cuma sedikit banget masyarakat pengguna jalan di Jakarta yang bersabar dalam menghadapi pembangunan Jakarta ini. Terbukti dengan banyaknya keluhan mengenai kemacetan yang dihadapi setiap harinya. Keluhan yang kemudian seolah menjadi pembenaran akan beberapa pelanggaran lalulintas yang kita lakukan, seperti menerobos lampu merah, lewat jalur trans Jakarta, lewat trotoar, pake jalur yang berlawanan, dll.
Apabila dicermati, terjadinya kemacetan itu semata2 bukan salah pemerintah aja loh. Para pengguna jalan juga cukup banyak memberikan andil dalam kemacetan yang terjadi di Jakarta. Bukan karena jumlah kendaraannya, namun lebih kepada prilaku para pengguna jalan yang tidak sopan dalam berlalu lintas.
Efek leher botol yang udah gw sebut dikit diatas, bukan hanya terjadi akibat penyempitan ruas jalan. Namun efek ini lebih sering terjadi karena ketidak sabaran para pengguna jalan. Dan kebanyakan mereka melontarkan alasan yang serupa, jalanan macet padahal mereka sedang terburu2, yang kalo menurut definisi gw sih, mereka ngebikin macet untuk ngehindarin macet. ABSURD. Mereka2 ini entah time management-nya buruk, atau memang udah jadi kebiasaan. GAK MAU ANTRI. Padahal dengan gak mau antri, mereka menciptakan kemacetan yang lebih parah lagi dari yang sebelumnya mereka hadapin.
Tapi kalo diliat2 lagi, budaya gak mau antri ini hebat, ada dimana2. Mungkin yang paling parah itu ada di halte trans Jakarta. Semestinya antrian masuk bus trans Jakarta itu dibikin kayak di Dufan aja kali ya. Meliuk2 dan sempit, jadi muat banyak n gak bisa nyelak.
Jadi permintaan pemerintah agar masyarakat pengguna jalan untuk bersabar, ya memang pada tempatnya banget. Karena memang ketidak sabaran kita semua yang pada akhirnya merugikan orang lain dan diri kita sendiri juga.
Saran gw, kalo memang lo gak mau bersabar sama upaya pemerintah buat ngatasin kemacetan, yaa hindari macet dengan berangkat lebih awal, hindari macet dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, hindari macet dengan prilaku yang sopan dalam berkendara, hindari macet dengan prilaku yang tidak merugikan orang lain.

No comments:

Post a Comment