Saturday, July 13, 2013

Napi Makin Bertambah, Indonesia Butuh Lapas Baru. (??)

Napi Makin Bertambah, Indonesia Butuh Lapas Baru.
Demikian adalah judul berita yang dirilis Viva News melalui akun twitternya, @vivanews. Dari kemaren, berita mengenai Lapas yang tidak layak, hingga anggaran yang akan digelontorkan pemerintah untuk pembangungan maupun perbaikan fasilitas lapas, beredar dengan semarak setelah kejadian kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta, Medan. Bahkan , bapak presiden kita, SBY pun mengatakan akan memberikan dana yang lebih apabila dana yang sudah dianggarkan saat ini –sekitar Rp. 100M- dianggap tidak mencukupi.
Menurut gw, Indonesia mestinya punya solusi yang lebih baik. Bukan berarti kita boleh mengesampingkan hak2 dasar para penghuni lapas. Tetapi, gw ngerasa Indosesia sebenernya bisa kok, menjadi lebih baik lagi dari hanya sekedar menambah jumlah lapas dikarenakan jumlah penghuni lapas yang kian hari kian bertambah.

Untuk memberikan solusi yang lebih tepat sasaran, kita harus mengetahui dulu akar dari permasalahan yang akan diberikan solusinya. Dalam hal ini, kriminalitas.
Pertama, kita harus tau dulu penyebab banyaknya tindakan kriminal yang menyebabkan bertambahnya penghuni lapas.
Dari sekian banyak sumber yang gw baca, penyebab meningkatnya jumlah kriminalitas, yang pertama yaitu, terjadi karena banyaknya tingkat pengangguran disauatu daerah. Kemudian, karena narkoba yang merajalela.
Nah, gw cenderung lebih pengen ngebahas dari penyebab yang pertama, yaitu banyaknya tingkat pengangguran disuatu daerah.
Semenjak gw pertama kali kerja tahun 2000, gw mulai menyadari penyebab utama dari tingginya tingkat pengangguran adalah disebabkan oleh SDM yang tidak kompeten, atau kompetensinya tidak memadai. Sehingga banyak perusahaan yang enggan untuk membuka lebih banyak lowongan pekerjaan, mengatasnamakan efisiensi.
Menurut gw, pemerintah harusnya bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakatnya. Memang bukan urusan gampang nyiptain lapangan pekerjaan, tapi kalo seandainya pemerintah bersungguh2 mengelola kekayaan alam yang ada di negerinya sendiri, gw yakin akan banyak lapangan pekerjaan yang tersedia buat masyarakat Indonesia. Ditambah lagi dengan program penyuluhan dan bantuan kepada pengusaha kelas menengah kebawah agar bisnisnya bisa berkembang, gw yakin akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang tersedia.
Namun sekali lagi, kebanyakan perusahaan, mungkin perusahaan milik pemerintah sendiri, enggan untuk bergerak menciptakan lapangan pekerjaan dengan alasan SDM masyarakat Indonesia yang masih kurang layak. Satu2nya cara untuk mampu menciptakan generasi yang kompeten, pemerintah seharusnya mampu menyediakan pendidikan yang layak, dan murah –kalo bisa gratis- agar bisa teraih pleh semua lapisan masyarakat. Ini juga susah, karena akan memakan banyak sekali anggaran untuk memberikan gratifikasi pendidikan buat masyarakatnya. Sebenernya pemerintah udah unya program yang lumayan jitu: SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah yang mampu mencetak tenaga2 ahli diusia yang sangat muda, memiliki kemampuan yang dapat diadu dengan para sarjana, dan dapat dibayar murah, karena setingkat SMU. Namun, masyarakat harus merogoh kantong cukup dalam untuk bisa membayar biaya pendidikannya. Sekali lagi, calon generasi kompeten terbentur masalah biaya.
Lantas bagaimana pemerintah bisa memiliki anggaran yang bisa tidak berbatas?, terutama untuk pendidikan. Satu2nya jawaban yang bisa gw pikirkan adalah: stop privatisasi pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Kekayaan alam Indonesia luar biasa, gw gak bisa ngasih data yang valid kekayaan alam apa aja yang dimiliki bangsa Indonesia ini. Tpi gw yakin, kita semua tau potensi apa aja yang sebenernya dimiliki oleh bangsa kita. Kalo seandainya aja pemerintah kita memutuskan untuk mengelola kekayaan alamnya sendiri dibandingkan dengan memberikan lahan itu untuk digarap orang2 tertentu atau bahkan bangsa asing, gw yakin, Indonesia pasti kaya.
Dan jangan lupakan potensi pajak yang berhasil dikumpulkan pemerintah setiap tahunnya.
Jadi, seharusnya memiliki pendidikan yang gratis di Indonesia itu bukan hanya sekedar mimpi. Tapi sesuatu yang bisa diraih.
Kesimpulan gw, Indonesia harus bisa mengelola sumber daya alamnya sendiri demi kepentingan masyarakatnya. Sesuai lah sama isi dari UUD kita pasal 33 ayat 3 yang berbunyi:  “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh Negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Sehingga pada akhirnya, kriminalitas akan teratasi dengan cara yang jauh lebih elegan. Bukan hanya dengan kesigapan para Polisi ataupun Tentara, bukan hanya karena persenjataan yang canggih, bukan hanya karena Intelejen yang valid. Tetapi karena pedidikan yang layak bagi setiap individu bangsa Indonesia.
Walau harus mulai dari nol, bukan berarti kita mengalami kemunduran, namun justru negara kita akan mencapai kemajuan yang benar2 bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakatnya, bukan hanya segelintir orang.
Memang, negeri kita ini memiliki julukan surganya para koruptor. Julukan yang mampu menbuat siapapun patah semangat, dan berkata: “ah, ntar juga hasilnya dikorupsi”, akan tetapi kita juga bisa melihat, saat ini, sudah banyak generasi2 baru yang siap membawa perubahan, dan membawa Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi.

Just saying..

No comments:

Post a Comment