Napi Makin Bertambah, Indonesia
Butuh Lapas Baru.
Demikian adalah judul berita yang
dirilis Viva News melalui akun twitternya, @vivanews. Dari kemaren, berita
mengenai Lapas yang tidak layak, hingga anggaran yang akan digelontorkan
pemerintah untuk pembangungan maupun perbaikan fasilitas lapas, beredar dengan
semarak setelah kejadian kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta, Medan.
Bahkan , bapak presiden kita, SBY pun mengatakan akan memberikan dana yang
lebih apabila dana yang sudah dianggarkan saat ini –sekitar Rp. 100M- dianggap tidak
mencukupi.
Menurut gw, Indonesia mestinya
punya solusi yang lebih baik. Bukan berarti kita boleh mengesampingkan hak2
dasar para penghuni lapas. Tetapi, gw ngerasa Indosesia sebenernya bisa kok,
menjadi lebih baik lagi dari hanya sekedar menambah jumlah lapas dikarenakan
jumlah penghuni lapas yang kian hari kian bertambah.
Untuk memberikan solusi yang
lebih tepat sasaran, kita harus mengetahui dulu akar dari permasalahan yang
akan diberikan solusinya. Dalam hal ini, kriminalitas.
Pertama, kita harus tau dulu
penyebab banyaknya tindakan kriminal yang menyebabkan bertambahnya penghuni
lapas.
Dari sekian banyak sumber yang gw
baca, penyebab meningkatnya jumlah kriminalitas, yang pertama yaitu, terjadi
karena banyaknya tingkat pengangguran disauatu daerah. Kemudian, karena narkoba
yang merajalela.
Nah, gw cenderung lebih pengen
ngebahas dari penyebab yang pertama, yaitu banyaknya tingkat pengangguran
disuatu daerah.
Semenjak gw pertama kali kerja
tahun 2000, gw mulai menyadari penyebab utama dari tingginya tingkat
pengangguran adalah disebabkan oleh SDM yang tidak kompeten, atau kompetensinya
tidak memadai. Sehingga banyak perusahaan yang enggan untuk membuka lebih banyak
lowongan pekerjaan, mengatasnamakan efisiensi.
Menurut gw, pemerintah harusnya
bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakatnya. Memang bukan
urusan gampang nyiptain lapangan pekerjaan, tapi kalo seandainya pemerintah
bersungguh2 mengelola kekayaan alam yang ada di negerinya sendiri, gw yakin
akan banyak lapangan pekerjaan yang tersedia buat masyarakat Indonesia.
Ditambah lagi dengan program penyuluhan dan bantuan kepada pengusaha kelas
menengah kebawah agar bisnisnya bisa berkembang, gw yakin akan semakin banyak
lapangan pekerjaan yang tersedia.
Namun sekali lagi, kebanyakan
perusahaan, mungkin perusahaan milik pemerintah sendiri, enggan untuk bergerak
menciptakan lapangan pekerjaan dengan alasan SDM masyarakat Indonesia yang
masih kurang layak. Satu2nya cara untuk mampu menciptakan generasi yang
kompeten, pemerintah seharusnya mampu menyediakan pendidikan yang layak, dan
murah –kalo bisa gratis- agar bisa teraih pleh semua lapisan masyarakat. Ini
juga susah, karena akan memakan banyak sekali anggaran untuk memberikan
gratifikasi pendidikan buat masyarakatnya. Sebenernya pemerintah udah unya program
yang lumayan jitu: SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah yang mampu
mencetak tenaga2 ahli diusia yang sangat muda, memiliki kemampuan yang dapat
diadu dengan para sarjana, dan dapat dibayar murah, karena setingkat SMU.
Namun, masyarakat harus merogoh kantong cukup dalam untuk bisa membayar biaya
pendidikannya. Sekali lagi, calon generasi kompeten terbentur masalah biaya.
Lantas bagaimana pemerintah bisa
memiliki anggaran yang bisa tidak berbatas?, terutama untuk pendidikan.
Satu2nya jawaban yang bisa gw pikirkan adalah: stop privatisasi pengelolaan
sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.
Kekayaan alam Indonesia luar
biasa, gw gak bisa ngasih data yang valid kekayaan alam apa aja yang dimiliki
bangsa Indonesia ini. Tpi gw yakin, kita semua tau potensi apa aja yang
sebenernya dimiliki oleh bangsa kita. Kalo seandainya aja pemerintah kita
memutuskan untuk mengelola kekayaan alamnya sendiri dibandingkan dengan
memberikan lahan itu untuk digarap orang2 tertentu atau bahkan bangsa asing, gw
yakin, Indonesia pasti kaya.
Dan jangan lupakan potensi pajak
yang berhasil dikumpulkan pemerintah setiap tahunnya.
Jadi, seharusnya memiliki
pendidikan yang gratis di Indonesia itu bukan hanya sekedar mimpi. Tapi sesuatu
yang bisa diraih.
Kesimpulan gw, Indonesia harus
bisa mengelola sumber daya alamnya sendiri demi kepentingan masyarakatnya. Sesuai
lah sama isi dari UUD kita pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya, dikuasai oleh Negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat”. Sehingga pada akhirnya, kriminalitas akan teratasi dengan cara yang
jauh lebih elegan. Bukan hanya dengan kesigapan para Polisi ataupun Tentara,
bukan hanya karena persenjataan yang canggih, bukan hanya karena Intelejen yang
valid. Tetapi karena pedidikan yang layak bagi setiap individu bangsa
Indonesia.
Walau harus mulai dari nol, bukan
berarti kita mengalami kemunduran, namun justru negara kita akan mencapai
kemajuan yang benar2 bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakatnya, bukan
hanya segelintir orang.
Memang, negeri kita ini memiliki
julukan surganya para koruptor. Julukan yang mampu menbuat siapapun patah
semangat, dan berkata: “ah, ntar juga hasilnya dikorupsi”, akan tetapi kita juga
bisa melihat, saat ini, sudah banyak generasi2 baru yang siap membawa
perubahan, dan membawa Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi.
Just saying..
No comments:
Post a Comment