Tibalah kita di penghujung tahun 2014. Biasanya, akan banyak
pertanyaan dalam diri kita sendiri, apa saja yang sudah kita alami atau capai
atau apapun di tahun 2014 ini.
Kalau gue sendiri,
gue mau share tentang hari-hari paling menarik gue yang terjadi di tahun 2014. Hari-hari
paling menarik buat gue di tahun 2014 ini adalah hari-hari dimana gue merasakan,
dengan perlahan tapi pasti, kembalinya kebugaran fisik gue sebagai dampak dari
berkurang–dengan signifikan-nya konsumsi rokok gue. Tahun 2014, bulan Februari
tepatnya, gue mengurangi kebiasaan merokok gue. Drastis. Yang tadinya 1-2
bungkus perhari, jadi 1-2 bulan per bungkus. Ada beberapa, kebanyakan malah, hari
tanpa rokok sama sekali. Dan gue mau pake kesempatan ini buat berbagi sama
siapapun yang niat mau berenti merokok.
Sering kali
kita dengar mengenai betapa sulitnya menghentikan kebiasaan merokok. Karena merokok
dikategorikan masuk kedalam kategori nikmat, ada beberapa yang memasukkannya ke
dalam kategori gaya hidup. Sering juga kita dengar orang bilang kalo berhenti
merokok harus banyak nyiapin permen, nyiapin cemilan, dan lain-lain. Yang secara
langsung menggambarkan betapa sulitnya menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
Gue, yang mengenal rokok sejak usia 10 tahun (maap ya Bu, anaknya badung),
berani bilang kalo itu semua cuma hoax.
Menghentikan kebiasaan
merokok adalah soal menghentikan diri sendiri. Seperti bagaimana kita
menghentikan diri kita sendiri dari mengkonsumsi makanan yang membuat kita
jatuh sakit, atau menghentikan diri kita sendiri dari bahaya yang akan kita
hadapi. Ketika kita memerintahkan diri kita sendiri untuk tidak merokok, maka
seharusnya kita tidak akan merokok. Yang menahan kita sehingga merasa kesulitan
adalah diri kita sendiri, yang enggan menjauh dari kebiasaan merokok.
Gue yang selain pecandu rokok, juga pecandu olahraga, jadi beruntung punya parameter pembanding. Bagaimana rasanya
berolahraga ketika masih aktif merokok dengan berolahraga ketika sudah
mengurangi konsumsi rokok. Buat gue itu adalah pegangan paling kuat yang gue
miliki dalam upaya gue berhenti dari kebiasaan merokok. Senang hati ini rasanya
ketika bisa berolahraga tanpa keluhan kehabisan napas di tengah-tengahnya. Teruus,
lingkungan yang sedikit perokoknya juga lumayan ngebantu. Belajar untuk
mengatakan tidak sama diri sendiri, jadi pas lagi pengen ngerokok, yaa larang
diri sendiri. Larang diri sendiri ketika pengen ngerokok setelah makan, larang
diri sendiri ketika pengen ngerokok pas lagi pup, dll.
Jadi,
pencapaian terbaik gue di tahun 2014 adalah : gue bisa olahraga lebih lama,
lebih fokus, lebih sungguh-sungguh, karena gue gak kehabisan napas lagi. Itu semua
bisa terjadi karena hari-hari tanpa rokok gue.
Hari-hari
terbaik gue di tahun 2014 adalah : hari-hari dimana gue berolahraga, tanpa
gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok yang sebelumnya.
Buat yang
pengen berenti ngerokok ataupun sekedar mengurangi, boleh coba apa yang gue
lakukan. Pilih satu kegiatan olahraga (bisa yang paling mudah, seperti lari pagi, atau jalan pagi) sebagai tolak ukur perbandingan, lalu bandingkan semasa masih merokok dengan
masa setelah mengurangi/berhenti merokok. Larang diri sendiri merokok setelah
makan, larang diri sendiri ngerokok sambil pup. Itu dulu ajah. Selamat mencoba!
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete*jempol*
ReplyDelete