Wednesday, December 31, 2014

Pencapaian Terbaik 2014 : Hari-hari Tanpa Rokok

Tibalah kita di penghujung tahun 2014. Biasanya, akan banyak pertanyaan dalam diri kita sendiri, apa saja yang sudah kita alami atau capai atau apapun di tahun 2014 ini.

Kalau gue sendiri, gue mau share tentang hari-hari paling menarik gue yang terjadi di tahun 2014. Hari-hari paling menarik buat gue di tahun 2014 ini adalah hari-hari dimana gue merasakan, dengan perlahan tapi pasti, kembalinya kebugaran fisik gue sebagai dampak dari berkurang–dengan signifikan-nya konsumsi rokok gue. Tahun 2014, bulan Februari tepatnya, gue mengurangi kebiasaan merokok gue. Drastis. Yang tadinya 1-2 bungkus perhari, jadi 1-2 bulan per bungkus. Ada beberapa, kebanyakan malah, hari tanpa rokok sama sekali. Dan gue mau pake kesempatan ini buat berbagi sama siapapun yang niat mau berenti merokok.


Sering kali kita dengar mengenai betapa sulitnya menghentikan kebiasaan merokok. Karena merokok dikategorikan masuk kedalam kategori nikmat, ada beberapa yang memasukkannya ke dalam kategori gaya hidup. Sering juga kita dengar orang bilang kalo berhenti merokok harus banyak nyiapin permen, nyiapin cemilan, dan lain-lain. Yang secara langsung menggambarkan betapa sulitnya menghentikan kebiasaan merokok tersebut. Gue, yang mengenal rokok sejak usia 10 tahun (maap ya Bu, anaknya badung), berani bilang kalo itu semua cuma hoax.

Menghentikan kebiasaan merokok adalah soal menghentikan diri sendiri. Seperti bagaimana kita menghentikan diri kita sendiri dari mengkonsumsi makanan yang membuat kita jatuh sakit, atau menghentikan diri kita sendiri dari bahaya yang akan kita hadapi. Ketika kita memerintahkan diri kita sendiri untuk tidak merokok, maka seharusnya kita tidak akan merokok. Yang menahan kita sehingga merasa kesulitan adalah diri kita sendiri, yang enggan menjauh dari kebiasaan merokok.

Gue yang selain pecandu rokok, juga pecandu olahraga, jadi beruntung punya parameter pembanding. Bagaimana rasanya berolahraga ketika masih aktif merokok dengan berolahraga ketika sudah mengurangi konsumsi rokok. Buat gue itu adalah pegangan paling kuat yang gue miliki dalam upaya gue berhenti dari kebiasaan merokok. Senang hati ini rasanya ketika bisa berolahraga tanpa keluhan kehabisan napas di tengah-tengahnya. Teruus, lingkungan yang sedikit perokoknya juga lumayan ngebantu. Belajar untuk mengatakan tidak sama diri sendiri, jadi pas lagi pengen ngerokok, yaa larang diri sendiri. Larang diri sendiri ketika pengen ngerokok setelah makan, larang diri sendiri ketika pengen ngerokok pas lagi pup, dll.

Jadi, pencapaian terbaik gue di tahun 2014 adalah : gue bisa olahraga lebih lama, lebih fokus, lebih sungguh-sungguh, karena gue gak kehabisan napas lagi. Itu semua bisa terjadi karena hari-hari tanpa rokok gue.

Hari-hari terbaik gue di tahun 2014 adalah : hari-hari dimana gue berolahraga, tanpa gangguan pernapasan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok yang sebelumnya.

Buat yang pengen berenti ngerokok ataupun sekedar mengurangi, boleh coba apa yang gue lakukan. Pilih satu kegiatan olahraga (bisa yang paling mudah, seperti lari pagi, atau jalan pagi) sebagai tolak ukur perbandingan, lalu bandingkan semasa masih merokok dengan masa setelah mengurangi/berhenti merokok. Larang diri sendiri merokok setelah makan, larang diri sendiri ngerokok sambil pup. Itu dulu ajah. Selamat mencoba!


2 comments: